Studi Banding di Tengah Pandemi Bersama PSM UINSA Surabaya


Read also in English

Aos oge dina Basa Sunda

[unpadchoir.com] Paduan Suara Mahasiswa Universitas Padjadjaran (PSM Unpad) melakukan studi banding dengan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (PSM UINSA). Namun, pada studi banding yang dilakukan pada hari Minggu, 12 Juli 2020 ini terdapat hal yang berbeda, yaitu pada pelaksanaannya dilakukan secara daring melalui platform Google Meet.

Studi banding yang dilakukan kali ini diawali dengan pemaparan tentang kepengurusan kabinet yang sekarang sedang berjalan, yaitu Kabinet Kontributif. Pemaparan ini dilakukan oleh ketua PSM Unpad saat ini, Raihan Tsany Kurnia, beserta manajer dari masing-masing divisi. Pemaparan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diikuti secara antusias oleh PSM UINSA. Selanjutnya, rangkaian acara yang berlangsung merupakan sesi pemaparan kepengurusan PSM UINSA yang dilakukan oleh ketua PSM UINSA, Bayu Candra Pamungkas, beserta ketua masing-masing divisi kepengurusan. Pemaparan ini kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Tanya jawab yang dilakukan terutama mengenai beberapa struktur organisasi yang berbeda.

Pada studi banding kali ini, masing-masing pihak mendapat pertanyaan tentang bagaimana berjalannya program kerja yang terhambat akibat adanya pandemi. Baik dari pihak PSM Unpad dan UINSA, menjawab bahwa program kerja yang terhambat dan bisa dilakukan secara daring akan diusahakan untuk dilaksanakan secara daring.

Berdasarkan wawancara dengan ketua PSM UINSA, Bayu, kegiatan studi banding yang dilakukan secara daring ini dilakukan dengan persiapan yang sangat berbeda karena saat studi banding daring koordinasi tidak bisa dilakukan secara langsung. Meskipun demikian, studi banding secara daring yang baru dilaksanakan pertama kali baik oleh PSM Unpad dan UINSA ini memiliki beberapa kelemahan. Salah satu anggota PSM UINSA, Ilsarizqi berpendapat, “Karena tidak bisa melakukan studi banding secara langsung, jangkauan relasi juga menjadi kurang maksimal karena biasanya bisa kenalan dengan semua orang, tetapi pada saat studi banding daring ini saya hanya kenal beberapa orang yang berbicara (saat forum) saja.”. Selain itu, menurutnya studi banding yang dilakukan secara daring kurang efektif karena terbatas waktu, jarak dan koneksi. Kemudian, menurut salah satu anggota PSM Unpad, Naufalianisa, studi banding daring ini memiliki kelemahan terutama dalam hal koneksi yang suka terputus secara tiba-tiba.

Meskipun studi banding kali ini tidak dilaksanakan secara tatap muka dan terlepas dari beberapa kendala yang dialami, pelaksanaannya cukup lancar dan tetap berjalan dengan penuh antusiasme dari para pesertanya. “Kesannya sangat baik suatu kebanggan bisa melaksanakan studi banding bersama PSM Unpad.” ujar Bayu.

(Sarah Fahdah)