
Read also in English
BANDUNG – Tepat satu minggu lagi, tim misi kebudayaan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Padjadjaran (PSM Unpad), Indonesia Kirana 2017 akan terbang menuju Eropa untuk mengikuti kompetisi paduan suara 54th International Competition Of Choral Singing bertempat di Spittal an der Drau, Austria.
Austria merupakan kiblat musik paduan suara Eropa sejak 50 tahun terakhir. Suatu kebanggaan bagi Indonesia, khususnya dalam bidang musik dan paduan suara, mengingat PSM Unpad berhasil menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia dan Asia dalam kompetisi internasional tersebut. Selain berkompetisi, PSM Unpad juga akan mengadakan konser kebudayaan bertajuk Indonesia Kirana di Wina, Austria.
Sebelum menuju Eropa, PSM Unpad telah lebih dulu menyelesaikan rangkaian konser pra-kompetisi bertajuk Pagelaran Indonesia Kirana bertempat di Graha Sanusi Hardjadinata Bandung (28/5) dan Graha Swara Kampus Universitas Tarumanagara Jakarta (3/6). Diiringi oleh conductor Arvin Zeinullah, sebanyak 43 penyanyi yang menjadi anggota tim tersebut mengerahkan kemampuan terbaiknya dalam konser tersebut sebelum diberangkatkan ke Eropa.
Konser pra-kompetisi terbagi dalam dua sesi. Total dua puluh lagu dibawakan PSM Unpad dalam konser tersebut. Gubahan lagu Evening karya Sara Teasdale mengawali sesi pertama konser. Sesi ini banyak diisi oleh beberapa lagu paduan suara klasik karya para komposer kelas dunia yang akan dibawakan PSM Unpad dalam perlombaan nanti, diantaranya Ave Maria karya komposer Indonesia Ivan Yohan, Es Geht Ein Weien karya Johannes Brahms, dan Readymade Alice karya Pertu Haapanen.
PSM Unpad juga membawakan aransemen lagu daerah dari berbagai penjuru tanah air pada sesi kedua konser. Beberapa diantaranya yaitu Paris Barantai dan Benggong karya komposer muda Indonesia Ken Steven, serta Soleram karya Josu Elberdin. Tiga lagu tersebut nantinya dibawakan dalam kategori Folklore dalam kompetisi paduan suara yang akan berlangsung selama tiga hari terhitung sejak 6 Juli 2017.
Arvin Zeinullah, conductor PSM Unpad menjelaskan, dalam konser para penyanyi diuji untuk mulai melatih manajemen diri sejak berada di Indonesia. Para penyanyi dituntut untuk fokus terhadap beberapa hal seperti dinamika dan pendalaman rasa setiap lagunya. Kondisi sebagian besar para penyanyi yang sedang berpuasa saat konser pun, ia harapkan bukan menjadi penghalang untuk memberikan penampilan yang terbaik.
Fernandes, ketua misi kebudayaan Indonesia Kirana 2017 menambahkan terkait kelancaran program. Ia memaparkan, seluruh rangkaian Indonesia Kirana 2017 akan terselenggara dengan baik apabila langkah ini didukung penuh oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dukungan dan bantuan dari semua pihak akan membantu kelancaran pelaksanaan seluruh kegiatan Indonesia Kirana selama berada di Eropa.
“Masyarakat tentunya dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan crowdfinding yang kita lakukan di surel kitabisa.com/IndonesiaKirana2017. Semoga tekad baik kami melalui misi kebudayaan untuk mengenalkan budaya bangsa Indonesia dapat diapresiasi dengan baik oleh masyarakat Indonesia dan dunia,” ujarnya. (Prima)